Sabtu, 26 April 2014

Putus Karena Sikap Bukan Karena Sifat


Putus Karena Sikap Bukan Sifat

Semasa SMA Indra adalah cowok yang paling keren , paling cool, paling ganteng dan paling baik.  Saat  itu Indra sering sekali memperhatikan teman sekelasnya yang tidak terlalu cantik dan dengan penampilannya yang sangat sederhana namun menarik perhatian Indra. “sejak aku masuk kekelas ini aku merasakan hal yang berbeda, setelah melihat dia aku merasakan sesuatu” dalam hati Indra  berkata. Hari demi hari, bulan demi bulan Indra menyadari bahwa dia menyukai Billa. Ya  cewek yang disukai Indra itu bernama Billa. Tetapi selama 3 tahun mereka berada dalam 1 kelas , mereka tidak pernah saling berkomunikasi, keduanya saling diam satu sama lain. Dera teman dekat Billa sering bilang kepada Billa bahwa Indra menyukainya bahkan teman-teman Indra pun sering memanggil Billa dengan panggilan Indra, tetapi Billa tidak pernah mendengarkannya. Maka dari itu, apabila Billa bertmu dengan Indra Billa merasa malu, entah kenapa Billa selalu mendadak salting, jangankan untuk bertanya , untuk melihat wajahnya saja Billa tak berani. Billa merenungkan perkataan teman-temannya tentang Indra, dia bertanya dalam hatinya “Apakah benar Indra suka padaku? Rasanya itu tidak mungkin , masih banyak cewek yang lebih cantik daripada aku, aku ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan cewek-cewek diluar sana yang menyukai Indra.”
Indra tidak pernah mengungkapkan isi hatinya pada Billa. Indra tidak mempunyai keberanian yang cukup, sedangkan Billa tidak menyukai cowok yang cemen seperti Indra, maka dari itu Billa tidak pernah mendengarkan perkataan teman-temannya mengenai Indra. Dia hanya akan mendengarkan jika perkataan itu keluar dari mulut Indra sendiri.
Perpisahan pun tiba, entah ada angin apa Indra menghampiri Billa. . .
“Hy Bil, kamu sedang apa disini? Oh iya ngomong-ngomong kamu akan melanjutkan sekolah kemana?” Indra bertanya.
“Eh ndra, sedang diam saja.. mm mungkin aku akan melanjutkan ke SMAN 3 Bandung” Billa menjawab.
“Ooh..Bil sebenarnya aku kesini, aku mau pamit sama kamu.. kemungkinan aku akan melanjutkan sekolah diluar kota karena orang tuaku memutruskan akan pindah rumah ke luar kota, maka dari itu aku pamit, aku harap kamu tetap menjadi kamu ya , kamu yang baik, kamu yang apa adanya, kamu yang ramah dan kamu yang sederhana. Agar nanti jika aku bertemu denganmu lagi aku akan masih tetap suka sama kamu. Selamat tinggal Billa. . . ” (dengan wajah yang sedih Indra pamit)
“Hah? Kamu pindah kemana ndra? Ya sudah , semoga kamu sukses disana yaa...apakah benar kamu menyukaiku?” (dengan kaget Billa bertanya).
“Sudahlah kamu tidak perlu tau, iya itu benar Bill, tapi sudahlah jangan dipikirkan.. jaga dirimu baik-baik ya.. ”
                Semenjak itu Indra tidak pernah menghubungi Billa ataupun menemui Billa,  dia menghilang seakan ditelan bumi.

4 tahun berlalu. . .
Kriing..kriing..kriing handphone Billa berbunyi “Hallo? Ini siapa ya?” Billa mengangkat telfonnya.
“Ini dengan Indra..” Indra menjawab. “Indraaa apa ya?” Billa bertanya lagi. “Indra Munawar” Indra menjawab. “hah???” tuut..tuuut..tuuut...telfonnya terputus. Billa loncat kegirangan sampai dia meneteskan air mata kebahagiaan karna dia mendapat telfon dari Indra. Dia belum pernah merasakan senag sesenang itu.  Tiga hari kemudian Billa mendapat sms dari Indra yang isinya Indra ingin menjadi pacar Billa. Awalnya Billa menolak, namun setelah dia pikirkan akhirnya Billa menerima Billa. Tanggal 11 Januari mereka jadian, memang 1-3 hari mereka berpacaran Billa merasa senang karna Billa memang menyukai Indra dengan sikapnya yang sewaktu SMP itu baik. Hari ke 4 mereka berpacaran ternyata Indra tidak sholat shubuh , alasannya sih karna udara dingin di tempat tinggalnya yang baru. . .Billa memaklumi itu. Hari ke 5 berpacaran ternyata Indra suka merokok, Billa tidak suka itu tetapi Billa mencoba mengerti dan memaklumi. Indra bilang “kalau cowok nggak ngerokok, berarti dia banci” ..  okee Billa memaklumi. Hari ke 6 mereka berpacaran ternyata Indra suka minum-minuman keras, Billa sempat marah kepada Indra “apa sih enaknya minum-minum seperti itu?”. Indra menjawab “Bill, tolonglah kamu ngertiin aku , kamu tuh harus menerima aku apa adanya.. jangan sedikit-sedikit marah dan komplain tentang kebiasaan aku”. Billa menjawab dengan tegas “Aku hanya akan menerima apa adanya sifat kamu ndra, bukan sikap kamu”.
                Keesokan harinya hari ke 7 pada saat Billa sedang belajar sosiologi yang membahas tentang genk motor, Billa langsung mengambil handphonenya dan langsung bertanya pada Indra...
 “Ndra, kamu ikutan genk motor gk?”
“Iya, memang kenapa Bil? ” Indra menjawab.
“Kamu sudah keterlaluan Ndra !” jawab Billa dengan marah.
“apanya yang keterlaluan?  Kamu gk suka? Aku kan sudah bilang sama kamu, kamu terima aku apa adanya !.” jawab Indra.
“Aku juga sudah bilang sama kamu, aku akan menerima kamu apa adanya jika itu memang sifat kamu dan bukan sikap kamu..kamu pikir aku mau menerima sikap kamu yang seperti itu? Tidak Ndra, maaf aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini sebelum kamu berubah.” Billa menjawab dengan tegas.
“Bill, Bill, Bill . . . kamu jangan gitu dong , maafin aku.. aku sadar aku salah.. tolonglaah jangan seperti itu.” Indra memohon.
                Billa tidak membalas lagi dan nomor handphonenya sudah tidak aktif, Indra sangat menyesali perbuatannya yang keterlaluan dan dia mulai memperbaiki dirinya. Akhirnya dia menyadari bahwa yang dia lakukan itu salah dan menyakiti hati orang-orang yang ia sayangi. Sekarang dia tau apa bedanya sifat dan sikap. Semenjak itu ia berubah dan kembali menjadi Indra semasa SMP, Indra yang manis dan Indra yang baik.
Beberapa tahun kemudian. . .
Mereka dipertemukan kembali dalam 1 pekerjaan yang sama. Billa sebagai suster dan Indra sebagai Dokter, perassaan mereka mulai tumbuh lagi. Dan akhirnya mereka bersatu kembali......








.”

Senin, 20 Februari 2012

REsensi Novel M.Dika Susanto

 

RESENSI NOVEL


Judul buku          : Tri Tangtu Di Bumi

Pangarang           : Yoseph Iskandar

Pamedal              : Pusat Studi Sunda

Taun Medal        : Agustus 2011

Jumlah kaca        : 89 kaca

                Novel ieu the nyaritakeun kana roman sajarah nu ngagambarkeun pangalaman Pamanah Rasa, putrana Prabu Dewa Niskala ti Kawali, nu ngumbara ka kale’r, nikah jeung nyi Ambet Kasih tuluy ka Putri Subang Larang nu ngalahirkeun Walangsungsang, Larasantang, Jeung Sangara nu ngamen agama islam milu ka indung. Pamanah rasa oge’ dipulung mantu ku Prabu Susuktunggal ti Pakuan. Malah waktu aya pake’trok paham antara mitoha jeung bapana, Pamanah Rasa nu geus diangkat jadi Prabu Anom ti Pakuan, mihak ka mitoha, da ceuk anggapanna bapa na ngalakukeun kasalahan. Inyana usaha sate’kah polah supaya pake’trokna eta dua raja te’h teu nimbulkeun paperangan dina dua nagara nu asalna hiji, nyaeta sunda. Salian ti eta Pamanah Rasa ne’njo aya bahaya nu jolna ti Demak nu geus Islam. Yoseph lain bae’ nembongkeun penemuna ngeunaan sajarah sunda, tapi alus deuih dini ngagambarkeun tokoh-tokoh tur sacara tapis ngamangpaatkeun unsur-unsur carita pantun.

Kakurangan tina novel ieu teh nyaeta basana nu make basa sunda nu sae tur undak usuk basa anu pas kusabab kitu loba basa nu teu dipikaharti mun di baca ku urang awam terus caritana nu pondok teuing jadi we rada gampang macana.